Pengertian Angket/Kuesioner: Apa itu Angket/Kuesioner?
Salah satu teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan
kuesioner atau lebih dikenal sebagai angket Angket adalah alat pengumpul data
untuk kepentingan penelitian.
Bisa disimpulkan
bahwa, Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian
yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah
responden (sumber yang diambil datanya melalui angket). Angket atau kuesioner
dapat disebut sebagai wawancara tertulis, karena isi kuesioner merupakan satu
rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri
oleh responden.
Angket digunakan dengan mengedarkan formulir yang berisi beberapa
pertanyaan kepada beberapa subjek penelitian (responden) untuk mendapat
tanggapan secara tertulis. Angket merupakan sebuah set pertanyaan yang secara
logis berhubungan dengan masalah penelitian, setiap pertanyaan merupakan
jawaban yang mempunyai makna dalam menjawab permasalahan penelitian. Pengisian
angket dapat dilakukan langsung oleh responden, dan jika responden tidak mampu
mengisi sendiri dapat diisikan oleh petugas dengan membacakan pertanyaan pada angket.
Pertanyaan pada angket biasanya meliputi :
1.
Fakta, yaitu informasi yang diketahui responden, misalnya pendidikan,
pendapatan, jumlah tanggungan;
2.
Pendapat, yaitu pertanyaan yang dapat dijawab dengan baik tidak baik, setuju
tidak setuju.
3.
Persepsi diri, yaitu pertanyaan tentang cara responden menilai diri sendiri,
misalnya bagaimana pandangan responden terhadap kegiatan tetangganya.
4.
Pertanyaan dalam angket harus dirumuskan dalam bahasa yang akan mempermudah
responden mengisi angket. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut.
Kalimat
harus sederhana, Apakah Ibu bersuami?
5.
Pertanyaan harus khas, Apakah Anda puas dengan harga makanan di kantin
kampus?
6.
Pertanyaan jangan bermakna ganda, Apakah Bapak akan masuk Kelompok Tani?
Seharusnya, Apakah Bapak akan menjadi anggota Kelompok Tani?
7.Hindari
pertanyaan yang bersifat sugesti, misalnya Apakah Anda membaca koran seperti
Kompas dan Tribun? Seharusnya Apakah Anda membaca koran Kompas?
8.
Hindari pertanyaan yang bersifat presumsi, yaitu anggapan bahwa responden telah
mengetahui informasi yang akan ditanyakan, misalnya jenis pupuk apa yang Anda
gunakan? 9.Seharusnya tanyakan dulu, Apakah Anda menggunakan pupuk?
Jangan
menggunakan pertanyaan yang membuat responden tersinggung dan malu.
Jenis – jenis angket (kuesioner)
penelitian
a. Angket terbuka dan tertutup
Angket terbuka atau open ended questionnaire memberi kesempatan kepada responden untuk
memberi jawaban secara bebas dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Misalnya :
Bagaimana pendapat anda kalau :
1). Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dihapus?
………………………………………………………………………
2). Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dijadikan mata pelajaran pilihan?
………………………………………………………………………
1). Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dihapus?
………………………………………………………………………
2). Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dijadikan mata pelajaran pilihan?
………………………………………………………………………
Untuk menjawab pertanyaan ini responden
bebas menggunakan kalimatnya sendiri.
Angket tertutup atau closed questionare,
Angket tertutup adalah angket yang
jawabannya telah disediakan, responden tinggal memilih jawaban yang sesuai.
Misalnya:
Bagaimana pendapat anda kalau :
1). Pelajaran bahasa Inggris diberikan di SD?
A. sangat setuju B. setuju C. kurang setuju D. tidak setuju
2). Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dihapus?
A. sangat setuju B. setuju C. kurang setuju D. tidak setuju
3). Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dijadikan mata pelajaran pilihan?
A. sangat setuju B. setuju C. kurang setuju D. tidak setuju
1). Pelajaran bahasa Inggris diberikan di SD?
A. sangat setuju B. setuju C. kurang setuju D. tidak setuju
2). Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dihapus?
A. sangat setuju B. setuju C. kurang setuju D. tidak setuju
3). Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dijadikan mata pelajaran pilihan?
A. sangat setuju B. setuju C. kurang setuju D. tidak setuju
Untuk menjawab pertanyaan ini responden
tinggal memilih jawaban mana yang dianggap sesuai atau benar.
Angket semi terbuka
Merupakan angket yang pertanyaan atau
pernyataanya memberikan kebebasan pada respondenya untuk memberikan jawaban dan
pendapat menurut pilihan-pilihan jawaban yang telah disediakan.
b.Angket langsung dan tidak langsung
Angket langsung kalu responden
ditanya mengenai dirinya, pengalamanya, keyakinanya atau diminta untuk
menceritakan tentang dirinya sendiri. Misalnya :
1). Apakah Anda suka belajar Matematika?
2). Apakah Anda pernah mengikuti PKG?
3). Metode apa yang Anda gunakan untuk mengajar membaca?
2). Apakah Anda pernah mengikuti PKG?
3). Metode apa yang Anda gunakan untuk mengajar membaca?
Sebaliknya angket tak
langsung jika responden diminta untuk memberikan jawaban tentang orang
lain. Misalnya angket yang diberikan kepada kepala sekolah yang menanyakan
tentang keadaan guru disekolah yang dipimpimnya.
Menurut
pendapat Anda apakah
1). Guru matematika di sekolah ini disukai siswanya?
2). Guru matematika di sekolah ini dapat mengajar dengan baik?
2). Guru matematika di sekolah ini dapat mengajar dengan baik?
Bentuk Angket atau Kuesioner:
Dilihat dari bentuknya, maka
ada angket pilihan ganda, bentuk isian, bentuk check list,
dan bentuk skala. Bentuk-bentuk angket tersebut pada dasarnya sama dengan
bentuk tes. Mungkin yang perlu diberi contoh adalah bentuk skala.
Langkah-Langkah
Pembuatan Angket / Kuesioner
Langkah-Langkah Pembuatan Angket /
Kuesioner:
Langkah 1:
• Menentukan Hipotesis
• Menentukan tipe survey yang akan digunakan
• Menentukan pertanyaan-pertanyaan survey
• Menentukan kategori jawaban
• mendesain letak survey
Langkah 1:
• Menentukan Hipotesis
• Menentukan tipe survey yang akan digunakan
• Menentukan pertanyaan-pertanyaan survey
• Menentukan kategori jawaban
• mendesain letak survey
Langkah 2:
• Rencanakan bagaimana data akan dikumpulkan
• Uji awal alat pengukuran
• Rencanakan bagaimana data akan dikumpulkan
• Uji awal alat pengukuran
Langkah 3:
• tentukan target populasi
• tentukan teknik sampling (random sampling, non random sampling)
• tentukan ukuran sampel
• pilih sampel
• tentukan target populasi
• tentukan teknik sampling (random sampling, non random sampling)
• tentukan ukuran sampel
• pilih sampel
Langkah 4:
• Temukan responden
• lakukan interview/wawancara
• kumpulkan data dengan teliti
• Temukan responden
• lakukan interview/wawancara
• kumpulkan data dengan teliti
Langkah 5:
• Masukkan data kedalam komputer
• periksa ulang seluruh data
• lakukan analisis statistik pada data yang diperoleh
• Masukkan data kedalam komputer
• periksa ulang seluruh data
• lakukan analisis statistik pada data yang diperoleh
Langkah 6:
• Jelaskan metode dan penemuan dalam laporan penelitian
• Presentasikan untuk mendapatkan masukan dan evaluasi
• Jelaskan metode dan penemuan dalam laporan penelitian
• Presentasikan untuk mendapatkan masukan dan evaluasi
Keuntungan
dan Kelemahan Angket (Kuesioner)
Penggunaan angket dalam pengumpulan data
memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan.
a) Keuntungan Angket / Kuesioner
Dalam suatu penelitian, pengumpulan data
dengan menggunakan angket memiliki beberapa keuntungan di antaranya adalah
sebagai berikut.
(1) Tidak memerlukan kehadiran seorang peneliti.
(2) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
(3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.
(4) Dapat dibuat anonim, sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab.
(5) Dapat dibuat terstandar, sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benarbenar sama.
(6) Mudah pengisiannya karena responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya.
(7) Tidak memerlukan banyak waktu untuk mengisinya.
(8) Lebih besar harapan untuk dikembalikan.
(9) Lebih mudah pengolahannya.
(10) Dapat menjangkau responden dalam jumlah besar.
(2) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
(3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.
(4) Dapat dibuat anonim, sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab.
(5) Dapat dibuat terstandar, sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benarbenar sama.
(6) Mudah pengisiannya karena responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya.
(7) Tidak memerlukan banyak waktu untuk mengisinya.
(8) Lebih besar harapan untuk dikembalikan.
(9) Lebih mudah pengolahannya.
(10) Dapat menjangkau responden dalam jumlah besar.
b) Kelemahan Angket / Kuesioner
Selain mempunyai beberapa keuntungan,
pengumpulan data dengan menggunakan angket juga memiliki beberapa kelemahan, di
antaranya adalah sebagai berikut.
(1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab,
sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab.
(2) Seringkali sukar diberi validitasnya.
(3) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
(4) Seringkali angket tidak dikembalikan, terutama jika dikirim lewat pos.
(5) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama, sehingga terlambat.
(6) Pilihan jawaban mungkin tidak mencakup apa yang terkandung dalam hati responden.
(7) Jawaban responden sudah diarahkan oleh peneliti, sehingga kurang ada kebebasan secara leluasa dari responden.
(8) Jawaban dari responden terkadang seadanya, bisa jadi tidak dalam keadaan yang sesungguhnya, karena dalam pilihan jawaban ada yang paling baik, dan pilihan itu cenderung dipilih oleh responden, padahal dalam kenyataannya tidak seperti itu.
(2) Seringkali sukar diberi validitasnya.
(3) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
(4) Seringkali angket tidak dikembalikan, terutama jika dikirim lewat pos.
(5) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama, sehingga terlambat.
(6) Pilihan jawaban mungkin tidak mencakup apa yang terkandung dalam hati responden.
(7) Jawaban responden sudah diarahkan oleh peneliti, sehingga kurang ada kebebasan secara leluasa dari responden.
(8) Jawaban dari responden terkadang seadanya, bisa jadi tidak dalam keadaan yang sesungguhnya, karena dalam pilihan jawaban ada yang paling baik, dan pilihan itu cenderung dipilih oleh responden, padahal dalam kenyataannya tidak seperti itu.
Petunjuk
Pembuatan Angket (Kuesioner) Penelitian
Angket adalah alat untuk mengumpulkan
data yang diperlukan dalam memecahkan masalah penelitian. Masalah tersebut
harus dirumuskan dengan jelas dan dianalisis menjadi submasalah yang dijadikan
pegangan dalam mengemukakan hipotesis. Oleh karena itu dalam membuat angket
kita hendaknya memerhatikan hal-hal berikut ini.
a) Memakai bahasa yang sederhana, karena yang dihadapi
adalah orang-orang yang berbeda karakteristik dan pengetahuan, sehingga hindari
istilah teknis, serta pilih kata-kata yang mengandung arti sama bagi semua
orang.
b) Memakai kalimat yang pendek, karena kalimat majemuk, panjang, dan berbelit-belit akan mempersulit pemahaman responden.
c) Menghindari pertanyaan yang menyangkut harga diri dan bersifat pribadi.
d) Menyusun angket dengan sesingkat-singkatnya, sehingga tidak memakan waktu yang lama.
f) Dalam daftar pertanyaan hindari kata-kata yang menyinggung perasaan responden atau usaha untuk memberikan pemahaman kepada responden terhadap angket yang kita buat.
b) Memakai kalimat yang pendek, karena kalimat majemuk, panjang, dan berbelit-belit akan mempersulit pemahaman responden.
c) Menghindari pertanyaan yang menyangkut harga diri dan bersifat pribadi.
d) Menyusun angket dengan sesingkat-singkatnya, sehingga tidak memakan waktu yang lama.
f) Dalam daftar pertanyaan hindari kata-kata yang menyinggung perasaan responden atau usaha untuk memberikan pemahaman kepada responden terhadap angket yang kita buat.
Validitas
Angket (Kuesioner) Penelitian
Validitas angket berkenaan dengan
pertanyaan, apakah jawaban yang diberikan itu benar. Hal-hal yang dapat kita
lakukan agar angket itu valid antara lain sebagai berikut.
a) Pertanyaan harus mudah dipahami dan tidak
menimbulkan tafsiran yang berbeda-beda.
b) Pertanyaan harus berkenaan dengan topik permasalahan.
c) Pertanyaan harus menarik dan mendorong responden untuk menjawabnya.
d) Jawaban responden diusahakan dapat konsisten dari awal hingga akhir.
e) Jawaban yang diberikan dalam alternatif pilihan jawaban harus beragam (variatif) untuk menghindari kebosanan.
b) Pertanyaan harus berkenaan dengan topik permasalahan.
c) Pertanyaan harus menarik dan mendorong responden untuk menjawabnya.
d) Jawaban responden diusahakan dapat konsisten dari awal hingga akhir.
e) Jawaban yang diberikan dalam alternatif pilihan jawaban harus beragam (variatif) untuk menghindari kebosanan.
WAWANCARA
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan
data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal
dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.
Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus
informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara, responden,
pedoman,wawancara dan situasi wawancara.
JENIS
WAWANCARA
Sebagaimana metode lainnya yang digunakan pada penumpulan data, metode
wawancara dibedakan berdasarkan cara pengadministrasiannya menjadi wawancara
pribadi (Lerbin, 2007). Wawancara pribadi dapat dilakukan di rumah subjek,
melalui komputer, dan di tempat perbelanjaan. Wawancara yang dilakukan di
tempat perbelanjaan itu sering disebut wawancara mall intercept.
Contoh wawancara pribadi:
Pewawancara(P): Apakah Anda sudah pernah merasakan donat J.Co?
Subjek(S) : Sudah pernah.
P : Bagaimana pendapat Anda tentang cita rasa donat tersebut?
S : Menurut saya donat tersebut enak, empuk, tidak terlalu manis, dan jenisnya beraneka ragam.
P : Seberapa sering Anda mengkonsumsi donat tersebut?
S : Sekitar tiga minggu sekali.
P : Kapan terakhir kali Anda mengkonsumsinya?
S : Dua minggu yang lalu.
Contoh wawancara pribadi:
Pewawancara(P): Apakah Anda sudah pernah merasakan donat J.Co?
Subjek(S) : Sudah pernah.
P : Bagaimana pendapat Anda tentang cita rasa donat tersebut?
S : Menurut saya donat tersebut enak, empuk, tidak terlalu manis, dan jenisnya beraneka ragam.
P : Seberapa sering Anda mengkonsumsi donat tersebut?
S : Sekitar tiga minggu sekali.
P : Kapan terakhir kali Anda mengkonsumsinya?
S : Dua minggu yang lalu.
Berdasarkan strukturnya, wawancara dibedakan menjadi wawancara terstruktur
dan tidak terstruktur. Pada wawancara terstruktur, hal-hal yang akan ditanyakan
telah terstruktur, telah ditetapkan sebelumnya secara rinci. Pada wawancara tak
terstruktur, hal-hal yang akan ditanyakan belum ditetapkan secara rinci.
Rincian dari topik pertanyaan pada wawancara yang tak terstruktur disesuaikan
dengan pelaksanaan wawancara di lapangan.
Contoh wawancara terstruktur:
P : Apakah Anda mengetahui tentang peristiwa kebakaran yang terjadi di komplek pertokoan ini yang baru terjadi kemarin?
S : Iya
P : Kapan peristiwa kebakaran tersebut terjadi?
S : Sekitar pukul 20.30 WIB.
P : Di mana Anda berada saat kebakaran terjadi?
S : Saya berada di dalam toko saya yang berjarak 300m dari kebakaran tersebut.
P : Bagaimana tindakan Anda begitu mengetahui peristiwa tersebut?
S :Langsung menelpon petugas pemadam kebakaran dan menyelamatkan berkas-berkas penting serta barang berharga lainnya.
Contoh wawancara tidak terstruktur:
P : Apakah Anda mengetahui akan tawuran antar pelajar SMA yang baru saja terjadi di kota ini?
S : Iya
P : Anda mengetahui peristiwa tersebut dari mana?
S : Dari teman saya.
P : Apakah teman Anda melihat langsung kejadian tersebut?
S : Iya, ia sedang melintas daerah tersebut saat tawuran terjadi.
P : Apakah teman Anda ketakutan ketika melihat peristiwa tersebut atau malah mendekat ke lokasi?
S : Ia malah mendekat ke lokasi dan sempat mengambil beberapa foto kejadian tersebut.
Contoh wawancara terstruktur:
P : Apakah Anda mengetahui tentang peristiwa kebakaran yang terjadi di komplek pertokoan ini yang baru terjadi kemarin?
S : Iya
P : Kapan peristiwa kebakaran tersebut terjadi?
S : Sekitar pukul 20.30 WIB.
P : Di mana Anda berada saat kebakaran terjadi?
S : Saya berada di dalam toko saya yang berjarak 300m dari kebakaran tersebut.
P : Bagaimana tindakan Anda begitu mengetahui peristiwa tersebut?
S :Langsung menelpon petugas pemadam kebakaran dan menyelamatkan berkas-berkas penting serta barang berharga lainnya.
Contoh wawancara tidak terstruktur:
P : Apakah Anda mengetahui akan tawuran antar pelajar SMA yang baru saja terjadi di kota ini?
S : Iya
P : Anda mengetahui peristiwa tersebut dari mana?
S : Dari teman saya.
P : Apakah teman Anda melihat langsung kejadian tersebut?
S : Iya, ia sedang melintas daerah tersebut saat tawuran terjadi.
P : Apakah teman Anda ketakutan ketika melihat peristiwa tersebut atau malah mendekat ke lokasi?
S : Ia malah mendekat ke lokasi dan sempat mengambil beberapa foto kejadian tersebut.
SUMBER :
http://www.seocontoh.com/2014/10/contoh-angket-kuesioner-penelitian.html
http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/wawancara.html
http://prianirini.blogspot.com/2012/11/metode-pengumpulan-data.html