BAB 1 Ruang Lingkup Bisnis
Tujuan Kebijakan Bisnis- Melindungi usaha kecil dan menengah.
- Melindungi lingkungan hidup sekitarnya.
- Melindungi konsumen.
- Pendapatan pemerintah.
Sistem Perekonomian dan Sistem Pasar
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.
Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan terencana. Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang benar-benar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara seperti Amerika Serikat. Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat tetap mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan (advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara Blok Timur yang telah melakukan privatisasi—pengubahan status perusahaan
Kesempatan Bisnis atau usaha
1. Penuhi Kebutuhan Konsumen
Ini merupakan cara buka usaha yang paling umum. Jika di kantor Anda
membutuhkan layanan katering, buka usaha katering. Jika warga di
sekitar rumah membutuhkan jasa binatu, wartel, warnet, rental komputer,
kursus, dll, buka usaha sesuai kebutuhan mereka tadi.
Kuncinya, kenali kebutuhan konsumen. Lalu penuhi dengan harga, kualitas
produk dan pelayanan yang lebih baik. Usaha berdasarkan kebutuhan
konsumen yang nyata adalah hal prinsip dari semua jenis usaha.
2. Jual Keunikan
Jika Anda lumayan kreatif dan inovatif, pasti banyak hal baru yang
berhasil Anda kreasikan. Banyak usaha baru dimulai dari penemuan jenis
produk, teknologi, sistem, dan program baru. Jika berhasil mencipta
program komputer baru misalnya, jangan ragu mematenkan dan menjualnya.
Penemuan baru –apalagi khas dan unik– sangat berpeluang menembus
pasar.
3. Duplikasi Usaha Lain
Bagi mereka yang merasa dirinya kurang kreatif dan inovatif, jangan
patah arang. Terkadang ide usaha tersebar di mana-mana. Bahkan di depan
mata. Anda hanya perlu membaca peluang, mengukur potensi, dan berani
mengambil risiko. Misalnya di depan kampus A usaha fotokopi laris. Apa
salahnya menyainginya di tempat yang sama? Anda cukup “memfotokopi”
usaha itu, plus memberi sedikit nilai lebih (harga, pelayanan,
kecepatan, keramahan). Siaplah bersaing!
4. Beri Fasilitas Tambahan
Mirip cara sebelumnya, namun perlu sedikit sentuhan kreatifitas.
Misalnya tetangga Anda membuka penyewaan Play Station. Anda masih bisa
menyainginya dengan tambahan fasilitas atau memperluas penawaran (bar,
warnet, wartel, makanan siap saji, dll) di lokasi yang sama.
Hampir setiap waktu ada saja jenis usaha yang lagi ngetren. Sedikit
fasilitas tambahan, Anda pun siap bersaing dengan yang lebih dulu ada.
5. Jual Ketrampilan
Jeli mengenali bakat orang? Itu pun awal bisnis yang menantang. Banyak
orang berbakat yang –jika dikembangkan dan diberi tempat bisa dijual
lebih mahal. Tempat-tempat seperti restoran, toko-toko, salon, kursus,
servis, pasar, mal-mal, adalah gudangnya orang berbakat. Ambil 2-3
pemangkas rambut berbakat dari salom-salom kecil. Sewakan tempat yang
bagus, lengkapi dengan alat, beri brand yang khusus, dan suntik dengan
sistem pelayanan yang sempurna. Anda pun sudah memiliki sebuah usaha
pemangkas rambut yang eksklusif.
6. Jadi Agen
Mirip dengan sebelumnya, Anda bisa membuka kantor keagenan atau biro
yang menyediakan jasa atau layanan spesifik. Misalnya agen modeling,
foto model, penyanyi berbakat, head hunter, pengisi acara hiburan, biro
jodoh, baby sister, dll. Untuk usaha ini, Anda perlu pengalaman dan
relasi. Tetapi Anda bisa tangani sendiri atau mempekerjakan orang-orang
berbakat di dalamnya.
7. Jual Barang Second
Masih sedikit yang peka dengan usaha ini. Barang second dengan nilai
bisa punya harga tinggi. Anda bisa memburu barang-barang bermerk asli
yang sudah tidak dipakai lagi. Anda bisa menjualnya di tempat lain dan
dengan harga spesial. Banyak ekspatriat, selebritis, pengusaha, sampai
jenderal yang punya selera berpakaian dan beraksesoris mahal di negeri
ini. Anda tidak akan kekurangan barang.
8. Buka Kantor
Semisal Anda berlatar belakang profesi seperti dokter, akuntan,
pengacara, notaris, desainer, trainer, ataupun konsultan. Jika sekarang
masih jadi ‘pekerja’ di perusahaan orang, siap-siaplah merintis buka
kantor sendiri. Kurang modal dan SDM? Ajak kolega atau teman seprofesi
untuk patungan modal. Juallah skill dan pengalaman Anda. Jika reputasi
bagus, relasi banyak, jangan kuatir kekurangan klien.
9. Jalankan DS/MLM
Bisnis ini prospektif, walau belum banyak dipilih menjadi alternatif.
Direct Selling dan Multi-Level Marketing sering disebut people
franchise. Modalnya murah meriah, namun sudah didukung produk yang
bagus, sistem pemasaran, pelatihan, dan jenjang karier. Sebagian
perusahaan memberi kesempatan member mendirikan perseroan sendiri
(authorized distributor) atau stockist. Namun waspadalah! Hindari
bisnis skema piramid atau money game yang berkedok MLM.
10. Beli Waralaba
Yang modalnya lumayan besar, tapi tak mau repot pikirkan usaha yang
sama sekali baru, beli waralaba (franchise) bisa jadi pilihan. Waralaba
merupakan jenis usaha yang relatif terstandarisasi. Butuh kejelian
membaca waralaba mana yang bagus. Berikut kemampuan membaca potensi
pasarnya. Kini makin banyak pilihan waralaba, yang butuh
modal besar atau sedang-sedang saja.
11. Beli Usaha Prospektif
Ada pula usaha tertentu punya keunikan dan SDM bagus. Prospek ke
depannya pun cerah. Sayang untuk berkembang untuk lebih jauh, usaha itu
tidak punya modal lebih. Jika modal Anda cukup besar, dan menurut
kalkulasi usaha itu bisa dikembangkan lebih pesat lagi, Anda bisa
membelinya. Cara ini relatif lebih mahal, tetapi lumayan disukai
investor tulen.
12. Beli Usaha Sekarat
Banyak usaha sekarat, bukan karena tidak ada prospek. Namun semata-mata
karena manajemennya ambaradul. Jika Anda cukup jeli memetakan prospek
ke depannya dan cukup pengalaman merekayasa ulang usaha, maka inilah
peluang menarik. Usaha seperti ini bisa Anda beli dengan harga relatif
murah. Kadang malah seperti harga ‘grosir’. Namun ingat, biaya
pemolesannya harus Anda kontrol.
13. Buka Lokasi
Beberapa usaha cepat sekali berkembang karena faktor lokasi. Semisal,
ada pembangunan perumahan mewah di daerah pinggiran. Jika perumahan itu
laku, umumnya perekonomian di situ akan cepat berkembang. Fasilitas
pendukung akan makin banyak dibutuhkan. Nah, layani warga setempat
dengan produk atau jasa yang sangat mereka butuhkan. Jangan lupa,
pilihlah lokasi yang paling strategis di sana.
14. Usaha Bersama
Kadang usaha tertentu bisa lebih bagus jika didirikan dan dikelola
bersama-sama. Semisal Anda kuper, tapi jago masak masakan asing.
Sementara teman dekat Anda jago melobi dan punya relasi luas. Bisa saja
Anda bersama-sama buka usaha restoran. Kelebihan masing-masing bisa
saling memperkuat usaha baru, sekaligus memperbesar basis modalnya.
Pengertian dan Jenis-jenis Bisnis
Anda mungkin sering mendengar kata bisnis. Apa sih bisnis itu? Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk”, yaitu sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Aspek-aspek bisnis :
- kegiatan individu dan kelompok
- penciptaan nilai
- penciptaan barang dan jasa
- keuntungan melalui transaksi
Jadi, bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
Dalam sistem ekonomi kapitalis, dimana bisnis banyak dimiliki oleh pihak swasta, bisnis bertujuan untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun, tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kata bisnis memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya, yaitu kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya “bisnis pertelevisian”. Penggunaan yang paling luas dapat merujuk pada sektor seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa.
Bagi sebagian orang mungkin ragu-ragu atau belum berani untuk terjun ke dalam dunia bisnis atau usaha. Modal usaha yang kecil atau bahkan belum memiliki modal usaha sama sekali biasanya menjadi faktor utama penyebab ketidakberanian dalam melangkah ke dunia usaha. Sebenarnya hal ini bukanlah menjadi masalah yang serius bagi kita yang ingin terjun ke dunia usaha. Kita bisa tetap memulai usaha, baik dengan modal kecil atau bahkan tanpa modal sekalipun asalkan kita serius dan mau berusaha. Bisnis tidak hanya bergantung pada modal uang saja, tetapi banyak faktor yang mendukung terlaksananya sebuah bisnis, misalnya reputasi, keahlian, ilmu, sahabat dan kerabat dapat menjadi modal bisnis.
Diantara beragam jenis bisnis, ada beberpa jenis bisnis dimana hanya menggunakan modal yang relatif kecil atau bahkan tanpa modal sekalipun, diantaranya :
- Bisnis pulsa, dengan modal antara 100 hingga 200 ribu rupiah sebagai doposito awal, anda bias berjualan pulsa melalui HP Anda sendiri.
- Makelar atau perantara jual beli, dimana kita menjadi perantara dalam jual beli dengan imbalan berupa komisi, cukup dengan modal yang relatif kecil untuk menghubungkan antara penjual dan pembeli. Misalnya menjadi perantara jual beli rumah, jual beli tanah, jual beli mobil dan lain-lain hanya diperlukan modal transportasi dan pandai berbicara saja.
- Mengajar les private, kita bisa memulai dari lingkungan tempat tinggal kita. Mengenai bahan ajarnya bisa diperoleh dari meminjam / mencari-cari materi pembelajaran di internet atau di perpustakaan sebagai modal mengajar yang tentu disesuikan dengan kurikulum anak didik kita.
Salah satu contoh jenis bisnis lainnya yaitu bisnis affiliasi. Bisnis affiliasi adalah kita mempromosikan produk milik orang lain, dan apabila terjadi transaksi sesuai dengan aturan yang disepakati, maka kita akan mendapat komisi. Pada awalnya, bisnis affiliasi memang terbatas pada kegiatan mempromosikan barang dagangan milik orang lain, dan apabila ada orang yang membeli melalui referensi kita, maka kita akan mendapatkan ‘tips’ dari transaksi yang terjadi. Namun dengan pesatnya perkembangan bisnis internet, maka bisnis affiliasi turut berevolusi sehingga tidak lagi terbatas pada proses menjual saja. Salah satu contoh bisnis affliasi diantaranya :
- Pay Per Sales (PPS). Pay Per Sales adalah jenis bisnis affiliasi tradisional dimana seorang affiliate akan mendapat komisi setiap kali produk atau layanan milik penyedia jasa affiliate terjual. Contohnya Amazon Associates , Clickbank, dan PayDotCom.
- Pay Per Action (PPA). Pay per action adalah jenis bisnis affiliasi dimana seorang affiliate akan mendapat komisi setiap kali ia berhasil mereferensikan orang lain untuk melakukan suatu kegiatan sesuai dengan yang disyaratkan oleh penyedia program affiliasi. Kegiatan di sini biasanya bersifat spesifik dan memiliki parameter-parameter tertentu yang harus dipenuhi. Misalnya mengisi survey, mengunduh software, dan sebagainya. Contoh program affiliasi jenis ini adalah CPALead.
Ada lagi jenis bisnis yang dilakukan dimana saja dan kapan saja, misalnya kegiatan usaha atau bisnis di depan komputer, laptop atau HP yang dikoneksikan ke internet. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan diantaranya :
- Jadi penulis riview di beberapa penyedia jasa riview
- Jualan barang dan jasa di internet
- Jadi publisher iklan
- Jasa setting via remote
- Jadi publisher rangking blog
- Referal jualan produk
- Jasa pembuatan website
UNSUR-UNSUR PENTING DALAM AKTIFITAS EKONOMI
Aktifitas ekonomi memerlukan 3 unsur yaitu:
- Keinginan manusia
- Faktor-faktor produksi
- Cara-cara berproduksi( Techniques of production)
HAKIKAT BISNIS
Seorang bisnisman atau wirausahawan akan melihat kebutuhan masyarakat lingkungannya.Upaya ini merupakan proses mengidentifikasipotensi bsnis, bahkan dalam hal ini biasanya diikuti dengan perkiraan atau antisipasi atas pertumbuhan potensi pasar tersebut di masa datang. Disamping itu juga akan memperhitungkan adanya persaingan yang timbul dari pengusaha lain yang juga bergerak dalam melayani kebutuhan pasar yang sejenis. Disisi lain pengusaha haruslah memikirkan tersedianya sumber daya serta sumber dana besrta dengan cara yang sebaik-baiknya guna melayani kebutuhan pasar tersebut dengan memproduksikan dan menyajikan barang dan jasa yang dihasilkan itu kepada masyarakat, kelebihan hasil di ongkosnya itulah yang merupakan laba atau keuntungan
MENGAPA HARUS BELAJAR BISNIS
- Pengaruh kuat bisnis dalam kehidupan sehari hari
BAB 2 Perusahaan dan Ruang Lingkup Perusahaan
Pengertian atau definisi Perusahaanialah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa. Hal ini disebabkan karena ‘ kebutuhan ‘ manusia tidak bisa digunakan secara langsung dan harus melewati sebuah ‘ proses ‘ di suatu tempat, sehingga inti dari perusahaan ialah ‘ tempat melakukan proses ‘ sampai bisa langsung digunakan oleh manusia.
Untuk menghasilkan barang siap konsumsi, perusahaan memerlukan bahan – bahan dan faktor pendukung lainnya, seperti bahan baku, bahan pembantu, peralatan dan tenaga kerja. Untuk memperoleh bahan baku dan bahan pembantu serta tenaga kerja dikeluarkan sejumlah biaya yang disebut biaya produksi.
Hasil dari kegiatan produksi adalah barang atau jasa, barang atau jasa inilah yang akan dijual untuk memperoleh kembali biaya yang dikeluarkan. Jika hasil penjualan barang atau jasa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan maka perusahaan tersebut memperoleh keuntungan dan sebalik jika hasil jumlah hasil penjualan barang atau jasa lebih kecil dari jumlah biaya yang dikeluarkan maka perusaahaan tersebut akan mengalami kerugian. Dengan demikian dalam menghasilkan barang perusahaan menggabungkan beberapa faktor produksi untuk mencapi tujuan yaitu keuntungan.
Perusahaan merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa. Perusahaan juga disebut tempat berlangsungnya proses produksi yang menggabungkan faktor – faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perusahaan merupakan alat dari badan usaha untuk mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan. Orang atau lembaga yang melakukan usaha pada perusahaan disebut pengusaha, para pengusaha berusaha dibidang usaha yang beragam.
Intisari :
Perusahaan : Suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa.
Perusahaan : Merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa.
Biaya Produksi : Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku – bahan pembantu dan tenaga kerja.
Laba : Jika hasil yang diterima lebih besar dari biaya produksi.
Rugi : Jika hasil yang diterima lebih kecil dari biaya produksi.
Tempat Kedudukan dan Tempat Perusahaan
A. Pengertian / Arti Definisi Lokasi Perusahaan
Lokasi Perusahaan adalah suatu tempat di mana perusahaan itu malakukan kegiatan fisik. Kedudukan perusahaan dapat berbeda dengan lokasi perusahaan, karena kedudukan perusahaan adalah kantor pusat dari kegiatan fisik perusahaan. Contoh bentuk lokasi perusahaan adalah pabrik tempat memproduksi barang.
B. Faktor-Faktor Pokok Penentu Pemilihan Lokasi Industri
- Letak dari sumber bahan mentah untuk produksi
- Letak dari pasar konsumen
- Ketersediaan tenaga kerja
- Ketersediaan pengangkutan atau transportasi
- Ketersediaan energi
C. Jenis-Jenis Lokasi Perusahaan
1. Lokasi perusahaan yang ditetapkan pemerintah
Lokasi ini sudah ditetapkan dan tidak bisa seenaknya membangun perusahaan di luar lokasi yang telah ditentukan. Contohnya adalah seperti kawasan industri cikarang, pulo gadung, dan lain sebagainya.
2. Lokasi perusahaan yang mengikuti sejarah
Lokasi perusahaan yang dipilih biasanya memiliki nilai sejarah tertentu yang dapat memberikan pengaruh pada kegiatan bisnis. Misalnya seperti membangun perusahaan udang di cirebon yang merupakan kota udang atau membangun usaha pendidikan di yogyakarta yang telah terkenal sebagai kota pelajar.
3. Lokasi perusahaan yang mengikuti kondisi alam
Lokasi perusahaan yang tidak bisa dipilih-pilih karena sudah dipilihkan oleh alam. Contoh : Tambang emas di cikotok, tambang aspal di buton, tambang gas alam di bontang kaltim, dan lain sebagainya.
4. Lokasi perusahaan yang mengikuti faktor-faktor ekonomi
Lokasi perusahaan jenis ini pemilihannya dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi seperti faktor ketersedian tenaga kerja, faktor kedekatan dengan pasar, ketersediaan bahan baku, dan lain-lain
Perusahaan dan Lembaga Sosial
Beberapa tahun terakhir ini banyak perusahaan yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan memberikan sumbangan dana untuk kegiatan-kegiatan sosial. Hal ini menarik untuk dicermati dan dijadikan sebagai bahan kajian.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh PIRAC (Public Interst Research and Advocacy center) tentang potensi sumbangan perusahaan-perusahaan dalam kegiatan sosial. Pada tahun 2001 ditemukan angka sebesar 115,3 milliar rupiah dana yang disumbangkan dari 180 perusahaan baik perusahaan lokal, nasional, maupun multinasional di Indonesia.
Fenomena ini sungguh menggembirakan kita semua, mengingat dana tersebut bisa menjadi alternatif pembiayaan program-program pengentasan kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Karena selama ini berbagai kegiatan sosial banyak bergantung dari dana yang dikucurkan pemerintah seperti Jaring Pengaman Sosial (JPS) maupun dana swadaya masyarakat melalui Lembaga Swadaya Masyarakat yang ada. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa perusahaan bisa menjadi salah satu sumber dana lokal yang potensial, mengingat banyaknya perusahaan yang berminat dan memiliki kepedulian dalam mendanai kegiatan kegiatan sosial. Bahkan sumber dana perusahaan ini relatif cukup besar jika dibandingkan dengan dana perorangan atau pemerintah.
Bagi perusahaan itu sendiri, sumbangan dalam aktivitas sosial yang dilakukan merupakan manifestasi dari tanggung jawab sosialnya (corporate social responsibility). Ada empat tanggung jawab perusahaan dalam kaitan ini. Pertama, tanggungjawab ekonomi dengan menghasilkan laba. Kedua, tanggung jawab legal dengan menaati hukum dalam kegiatan usahanya. Ketiga, tanggung jawab etika dengan menghindarkan diri dari praktek-praktek yang bertentangan dengan nilai nilai yang tumbuh di masyarakat. Keempat, tanggungjawab filantropis dengan memberikan kontribusi dana sosial kepada masyarakat. Tanggung jawab filantropis inilah yang mendorong perusahaan untuk memberikan sumbangan terhadap aktivitas-aktivitas sosial.
Disisi lain, sejak runtuhnya orde baru, kini mulai banyak bermunculan LSM-LSM yang berkhidmah pada kepedulian terhadap masalah-masalah sosial. Hal ini disebabkan karena ketidakpastian masyarakat terhadap kinerja pemerintah dalam menangani masalah-masalah sosial yang ada sekarang ini.
Masalah kemiskinan contohnya, hal ini menjadi persoalan yang kritis bagi perekonomian negara, bahkan menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) sampai akhir tahun 2002 tercatat 38,7 juta atau sekitar 17,8 % dari penduduk Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan. Disamping masalah kemiskinan yang begitu besar, perkonomin juga dihadapkan pada persoalan tingginya angka pengangguran. Masih menurut data BPS, tercatat sebanyak 36 juta penduduk Indonesia adalah pengangguran.
Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran ini memberikan dampak yang sangat signifikan dalam kehidupan sosial politik dan ekonomi kita. Kita masih ingat, krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat secara drastis yang menimbulkan gejolak sosial politik yang luar biasa. Masih segar dalam ingatan kita, tindakan anarkisme yang berupa pembakaran dan penjarahan habis-habisan sebagai akibat kondisi krisis yang berkepanjangan.
Dampaknya terhadap perekonomian nasional pun sampai saat ini belum bisa dipulihkan. Alih-alih pulih, dengan daya beli masyarakat yang begitu rendahnya masih ditambah dengan rencana kebijakan pemerintah yang kontroversial dengan pencabutan subsidi pendidikan, menaikkan tarif dasar listrik, tarif telpon dan harga BBM, yang menimbulkan gelombang demonstrasi besar dimana-mana.
Sementara itu, sumber-sumber keuangan pemerintah tidak bisa diandalkan sepenuhnya dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang ada. Alokasi dana sosial seperti halnya JPS pun juga tak banyak membantu karena ternyata banyak diselewengkan oleh para pejabat tanpa nurani. Hal ini menjadi kajian publik yang akhirnya mendorong munculnya lembaga lembaga swadaya masayarakat yang melakukan penggalangan dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam berbagai bentuk program sosial. Dan justru dari lembaga-lembaga seperti inilah dana sosial masyarakat terkelola secara amanah dan profesioanal dan tepat sasaran.
Saya ingin mengaitkan potensi dana sosial perusahaan yang disalurkan untuk aktivitas sosial melalui keberadaan lembaga–lembaga swadaya masyarakat yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas sosial secara langsung dengan mengulas keuntungan yang bisa diperoleh bagi perusahaan itu sendiri.
Menurut hasil penelitian PIRAC, selama ini kontribusi dana sosial perusahaan disalurkan melalui empat model kedermawanan. Pertama, keterlibatan secara langsung. Perusahaan menjalankan kegiatan kedermawanannya secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial dan menyerahkan sumbangannya kepada masyarakat tanpa perantara pihak lain. Kedua, melalui yayasan/organisasi sosial yang dibentuk dan dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan menyediakan dana awal, dana abadi ataupun dana rutin bagi aktivitas yayasan tersebut. Ketiga, perusahaan berpartner atau bermitra dengan pihak lain. Biasanya yang menjadi mitra dalam kegiatan-kegiatan tersenut adalah LSM, instansi pemerintah, universitas, dan media masa. Keempat, bergabung dala konsorsium. Perusahaan ikut mendirikan dan menjadi anggota serta mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan.
Dari keempat model tersebut, ternyata model ketigalah yang banyak diminati dan dilakukan oleh perusahan akhir-akhir ini. Yaitu menggandeng mitra dengan organisasi sosial dalam menjalankan kegiatan sosialnya. Kalau dikaji lebih lanjut, menurut pendapat saya model inilah yang memiliki potensi yang menguntungkan bagi kedua belak pihak khususnya bagi perusahaan yang bersangkutan.
Pertama, kontribusi perusahaan dalam kegiatan kedermawanan akan membangun image sosial positif perusahaan sebagai entitas bisnis. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan yang bisa mendongkrak tingkat penjualan produk-produknya sehingga pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan. Selain itu keberadaan perusahaan akan mendapat simpati dan dukungan masyarakat penerima manfaat dana sosial perusahaan tersebut, terutama masyarakat yang berada di sekitar perusahaan paling menantikan adanya program-program sosial yang menyentuh mereka.
Kedua, bermitra dengan pihak lain khususnya LSM yang kompeten, lewat kerja sama ini perusahaan tidak banyak direpotkan dengan hal-hal teknis pelaksanaan program-program kegiata sosial yang diselenggarakan sehingga akan lebih optimal hasilnya karena ditangani oleh pihak yang dianggap lebih kompeten dan profesional. Selain itu juga akan menimbulkan korelasi positif antara perusahaan dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat
Ketiga, jika mitra kerjasamanya adalah LSM yang berbentuk LAZ (Lembaga Amil Zakat) yang mendapatkan pengesahan resmi dari pemerintah, maka perusahan akan lebih diuntungkan lagi dengan diberlakukannya UU No 38/1999 tentang Pengelolaan Zakat dan UU No 17/2001 tentang Pajak Penghasilan. Karena dana sosial perusahaan yang berupa zakat secara legal bisa dijadikan sebagai biaya yang dapat dikurangkan atas penghasilan kena pajak dalam penghitungan dan pembayaran pajak penghasilan badan (perusahaan).
Hal ini tidak bisa dilakukan jika dana sosial yang dikeluarkan dalam bentuk sumbangan biasa baik diserahkan langsung maupun melalui LSM-LSM atau yayasan-yayasan yang bukan LAZ. Karena sumbangan atau bantuan semacam ini tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto dalam penghitungan pajak penghasilan perusahaan yang harus dibayarkan kepada pemerintah.
Ini adalah keuntungan yang berlipat ganda bagi perusahaan. Sebuah pilihan yang sangat bijak bagi perusahaan untuk memberikan kontribusi dana sosial dalam bentuk zakat yang disalurkan kepada Lembaga Amil Zakat disahkan. Dan saya kira ini adalah pilihan yang sangat rasional mengingat:
1. Banyak perusahaan-perusahan yang ada di Indonesia sebagian besar sahamnya dikuasai oleh orang muslim yang memiliki kewajiban agama untuk mengeluarkan zakat atas usaha yang dimiliki orang-orang muslim apabila mencapai nishab/batasnya.
2. Zakat bisa dijadikan sebagai biaya yang dapat dikurangkan atas penghasilan kena pajak dalam perhitungan pajak penghasilan perusahaan Dengan demikian akan mengurangi besarnya nilai pajak yang dibayarkan perusahan. Dengan berkurangnya pajak penghasilan secara otomatis akan meningkatkan laba perusahaan. Dengan laba yang besar perusahaan bisa memberikan deviden yang lebih besar kepada para investor/pemegang sahamnya.
Jika devidennya besar maka semakin banyak investor yang berminat menanamkan sahamnya ke perusahaan, dengan demikian modal persuahaan juga semakin besar. Tambahan modal saham tersebut bisa digunakan untuk ekspansi perusahaan. Asumsi ini sesuai dengan keyakinan agama, Allah menjanjikan bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya tidak akan berkurang malah akan semakin bertambah dan berkembang. Ini merupakan barokah atas pelaksanaan kewajiban zakat yang diperintahkan.
3. Dengan menberikan dana sosialnya ke lembaga amil zakat (LAZ) berarti perusahaan turut berartisipasi dalam pengentasan kemiskinan karena dana zakat disalurkan kepada delapan golongan, fakir miskin termasuk diantaranya. Sehingga jika masalah kemiskinan dapat terselesaikan maka daya beli masyarakat akan meningkat dan pangsa pasar produk-produk perusahaan juga semakin meluas seiring dengan meluasnya kesejahteraan sosial. Karena masyarakat jualah yang menjadi konsumen dari produk yang dihasilkan perusahaan.
4. Image sosial perusahaan yang terbangun dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan karena LAZ yang menjadi mitra memiliki status sosial yang terpercaya oleh masyarakat dalam kredibilitasnya sebagai organisasi yang berbasis amanah.
Berbagai Macam Lingkungan Perusahaan
Key Point :
:: Analisis Turbulensi Lingkungan
:: Analisis Agresivitas Strategik
:: Konsep Rekayasa Ulang
A. Permasalahan
Salah satu cara mengetahui kinerja perusahaan adalah dengan melihatnya dari sisi bagaimana manajemen perusahaan merespon kondisi lingkungan internal dan eksternalnya dengan menggunakan tolok ukur tertentu sehingga diketahui tingkat turbulensinya, tingkat kesiapan perusahaan untuk mengantisipasinya serta bagaimana seharusnya perusahaan melakukan rekayasa ulang.
B. Analisis Turbulensi
Menurut Igor Ansoff dan Edward J. Mc. Donnell kinerja petensial perusahaan dikatakan optimal bila tiga kondisi berikut ini terpenuhi :
1. Agresivitas strategi dari perilaku bisnis perusahaan harus sesuai dengan turbulensi lingkungannya
Turbulensi lingkungan merupakan suatu kumpulan ukuran dari suatu keterubahan (changeability) dan keterdugaan (predictability) atas lingkungan perusahaan.
Changeability terdiri atas kompleksitas lingkungan dan kebaruan relatif dari tantangan berlanjut yang dihadapi perusahaan dalam lingkungannya.
Predictability terdiri atas kecepatan perubahan, yaitu rasio kecepatan di mana tantangan berganti dalam lingkungan dengan kecepatan respons perusahaan dan kejelasan masa depan, dimana ketepatan dan kesesuaian informasi tentang masa depan berperan penting.
2. Daya tanggap perusahaan harus sesuai dengan agresivitas strateginya
Data tanggap perusahaan dimulai dari level 1, yaitu : custodial, daya tanggap perusahaan cenderung pasif, level 2, yaitu production, perusahaan mengutamakan orientasi pada produksi, level 3, yaitu marketing, perusahaan berorientasi ke pasar, level 4, yaitu strategic, perusahaan dimotivasi oleh lingkungan yang lebih luas, dan level 5 flexible, perubahan yang kreatif yang menghasilkan perubahan yang orisinil
3. Komponen kemampuan perusahaan harus saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Mengoptimalkan pencapaian tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Komponen – komponen perusahaan tersebut dilihat dari beberapa sisi. Yaitu : ikliim (kemampuan untuk merespon), kompetensi (kesanggupan untuk merespon) dan kapasitas (jumlah yang dapat direspon).
Mendiagnosa strategi perusahaan hendaknya mengikuti prosedur yang digariskan. Prosedur tersebut adalah sebagai berikut :
a. Membagi lingkungan perusahaan menjadi beberapa area bisnis yang berbeda yang memiliki tingkat turbulensi yang berbeda pula.
b. Tentukan rentang waktu untuk diagnosa turbulensi.
c. Menentukan tingkat turbulensi untuk tiap area bisnis untuk masa dating.
d. Mengulang prosedur nomor (c) di atas untuk menentukan tingkat turbulensi saat ini.
e. Menentukan agresitivitas dan daya respons perusahaan untuk keberhasilan di masa depan.
f. Menentukan agresitivitas dan daya respon perusahaan saat ini dan masa datang.
g. Membuat profil agresivitas dan daya respon perusahaan saat ini dan masa dating.
.:: Analisis Turbulensi Lingkungan ::.
Analisis ini akan menghasilkan suatu profil turbulensi (hal-hal yang sulit dikendalikan yang bersifat mengacaukan) lingkungan perusahaan yang dinyatakan dalam nilai di mana semua responden akan diminta penilaian atau pandangannya atas apa yang terjadi di dalam lingkungan usahanya. Variabel dan descriptor untuk mengkaji turbulensi lingkungan seperti di bawah ini :
a. Perubahan ( Changeability )
1. Kompleksitas lingkungan
2. Kebaruan relative
b. Perkiraan ( Predictability)
1. Kecepatan Perubahan
2. Kejelasan masa depan
c. Atribut lainnya
1. Diferensiasi strategi pemasaran
2. Frekuensi strategi pemasaran baru
3. Tekanan oleh pelanggan
4. Permintaan kapasitas industry
5. Tekanan oleh environmentalis
6. Tekanan oleh pemerintah
7. Diferensiasi produk
8. Frekuensi produk baru
9. Product life cycle (PLC)
10. Tingkat perubahan teknologi (TPT)
11. Diversity of competing technology (DCT)
12. Faktor kesuksesan pemasaran
13. Factor kesuksesan inovasi
Responden = { A, B, …., …. }
Nilai Responden = skala 1 s/d 5
.:: Rekayasa Ulang ( Re-engineering) ::.
Pembenahan internal perusahaan sebagai antisipasi terhadap kondisi turbulensi lingkungan di atas dapat dilakukan dengan menetapkan rekayasa ulang (re-engineering). Menurut Warren Bennis dan Michael Mische, Rekayasa Ulang didefinisikan sebagai suatu penataan ulang perusahaan secara radikal dengan menantang atau mempertanyakan doktrin, praktek, dan aktivitas yang ada lalu secara inovatif menyebarkan kembali modal dan sumber daya manusianya ke dalam proses lintas fungsi. Penataan ulang ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan : posisi bersaing perusahaan, nilai perusahaan bagi para pemegang saham dan kontribusi perusahaan pada masyarakat.
Beberapa contoh aktivitas yang mencirikan rekayasa ulang antara lain : inovasi, pemahaman mengenai harapan dan keluhan pelanggan, proses belajar yang terus menerus, penciptaan ide-ide yang cemerlang, merancang paradigm baru, usaha untuk mengungguli pesaing dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Manfaat rekayasa ulang beberapa diantaranya adalah :
1. Peningkatan produktivitas
2. Pengoptimalan nilai bagi para pemegang saham
3. Pencapaian hasil yang luar biasa
4. Pengkonsolidasian fungsi-fungsi
5. Pengurangan kegiatan yang tidak perlu
Unsur – unsur pokok rekayasa ulang mempunyai 5 unsur, yaitu :
1. Visi yang berani
2. Rancangan yang sistematik
3. Maksud dan mandat yang jelas
4. Metodologi yang spesifik
5. Kepemimpinan yang efektif
Oleh karena itu, rekayasa ulang hendaknya dirancang dengan cara yang terstruktur dan formal. Namun perlu diketahui bahwa tidak ada metodologi yang standar yang dapat digunakan dalam setiap situasi yang mungkin timbul selama berlangsungnya proses rekayasa ulang yang kompleks tersebut. Aplikasi setiap metodologi adalah khas untuk organisasi tertentu. Untuk yang bersifat umum dibagi atas lima tahapan, yaitu :
v Tahap 1 : Menciptakan visi dan menetapkan tujuan
v Tahap 2 : Benchmarking dan mendefinisikan keberhasilan
v Tahap 3 : Melakukan inovasi proses
v Tahap 4 : Mentransformasikan organisasi
v Tahap 5 : Memantau proses yang direkayasa ulang
Setiap tahap mempunyai sasaran, target, tugas dan hasil akhir yang berbeda-beda. Karena proses rekayasa ulang harus merefleksikan kebutuhan organisasi yang spesifik maka tidak ada batas waktu dalam penyelenggaraan setiap tahapan. Pedoman untuk rekayasa ulang yang sukses adalah :
• Berpikir secara luas, berani, dan terbuka.
• Mencermati proses pada seluruh lini organisasi
• Menantang semua doktrin dan proses tradisional dan menciptakan yang baru
• Menetapkan hasil yang diinginkan.
• Menghubungkan berbagai aktivitas dalam proses yang bersamaan bukan dalam tugas berurut.
• Berdayakan karyawan untuk membuat keputusan yang berkenaan dengan pelanggan dan proses yang mereka hadapi.
• Memandang setiap lokasi organisasi sebagai suatu kesatuan tunggal.
• Pusatkan perhatian pada nilai yang berasal dari setiap proses , bukan pada tugas perorangan yang membentuk proses tersebut.
• Pergunakan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
• Berfokus pada masalah masalah utama yang akan dipecahkan
• Ciptakan tim lintas fungsi yang terdiri dari orang-orang yang tepat dan mempunyai kemampuan yang tinggi. Bila perlu gunakan sumber daya eksternal seperti konsultan.
• Realistislah terhadap kemampuan yang ada. Rekayasa ulang itu sulit, radikal dan sangat berarti.
Pendekatan Alam Perusahaan
Makna terpenting tentang globalisasi adalah hampir tidak dibatasinya interaksi kehidupan antarmanusia, antarmasyarakat dan antarbangsa di dunia. Dengan mudahnya setiap entitas ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi berinteraksi dalam tempo yang relatif singkat. Disitu tidak mudah dihindari terjadinya saling mempengaruhi dan bahkan saling bersinergis antarunsur bisnis. Di sisi lain akibat logisnya adalah munculnya persaingan bisnis. Ubahan di satu sisi akan mempengaruhi sisi lain, termasuk di suatu perusahaan. Berbagai kemungkinan ubahan yang terjadi, khususnya pada perusahaan-perusahaan besar akan meliputi begitu banyaknya faktor seperti dalam hal karyawan, manajer, dan jejaring bisnis.
Dari sisi karyawan, jumlah karyawan, termasuk di jajaran manajemen, kemungkinannya akan semakin berkurang dengan semakin banyaknya teknologi pengganti manusia yang digunakan dan diterapkannya pola kemitraan kerja diantara karyawan yang semakin efisien. Begitu pula intervensi karyawan secara fisik dalam menghadapi pelanggan semakin berkurang karena semakin baiknya akses pelanggan terhadap kebutuhan yang diminta lewat alat teknologi informasi. Bagaimana dengan peran manajer?
Peran para manajer semakin otonom pada fungsi pendukung, membantu staf dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, pengembangan staf dan membimbing mereka. Para manajer menempatkan posisi karyawannya sebagai mitra kerja ketimbang sebagai bawahan; karyawan dilibatkan dalam perencanaan bisnis, pengembangan gagasan, dan pengendalian mutu produk; jadi tidak ada istilah otoriter pada diri manajer.
Sementara itu jejaring interaksi bisnis antara perusahaan dan asosiasi pelanggan semakin unik dan intensif serta terbuka, khususnya dalam mengembangkan manajemen produk bermutu sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Konsentrasi perusahaan pada berbagai bentuk produk kemungkinan berubah ke bentuk spesialisasi produk dimana aliran suplai ke konsumen dipandang lebih potensial.
Gambaran perubahan dalam hal dimensi karyawan dan manajer serta jejaring bisnis di atas mengandung makna perusahaan membutuhkan kepemimpinan stratejik yang tidak saja menguasai aspek tehnik manajemen tetapi juga yang menguasai aspek humaniora dan politik serta berkemampuan membangun jejaring bisnis internasional. Kepemimpinan yang berorientasi masa depan atau visioner. Siap dengan segala resiko bisnis dalam menghadapi lingkungan global yang tidak pasti.
Semakin dituntutnya etika bisnis, perusahaan yang berhasil pada era global ini adalah mereka yang siap menghadapi persaingan namun tanpa berniat mematikan perusahaan lain atau elegan. Perusahaan akan menghindari dan tidak mendorong terjadinya persaingan brutal dengan perusahaan lain. Yang terpenting adalah mampu menghilangkan dan menghindari semua faktor pengganggu, menambah faktor yang sesuai dengan standar dan menjadi pionir dalam menciptakan keunggulan atau tampil beda dibanding dengan perusahaan lain. “Menghantam” perusahaan pesaing bukan zamannya lagi. Yang jauh lebih penting bagaimana tiap perusahaan melakukan pembenahan ke dalam atau semacam memperkuat keunikan kompetensi bisnis sebagi unsur keunggulan kompetitif.
Karena itulah perusahaan-perusahaan di Indonesia yang sementara ini masih berada pada derajad persaingan yang rendah, harus memiliki kemampuan inovatif di berbagai bidang, antara lain: menerapkan kompetensi utama yang memiliki keunikan dan keunggulan serta tampil beda dibanding perusahaan lainnya; mengidentifikasi produk atau jasa yang paling dibutuhkan oleh pelanggan; mengidentifikasi dan mengembangkan metode pelayanan yang baru pada pelanggan; melakukan perbaikan dan menciptakan produk dan jasa yang dipasarkan; mengidentifikasi, membuat daya tarik dan memelihara pelanggan internal dan eksternal secara lebih efektif dengan membangun hubungan dengan pelanggan lebih kuat lagi; meningkatkan efisiensi produksi dengan resiko bisnis yang minimum; menerapkan sistem remunerasi yang menstimuli karyawan bekerja secara lebih produktif termasuk peluang karir; dan mengembangkan model pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia baik dalam hal pengembangan pengetahuan dan keterampilan maupun sikap (kecerdasan emosional dan spiritual).